Sabtu, 10 Januari 2015

JAM PASIR

"I can feel the pressure, it's getting closer now.."
Pressure - Paramore

Tiap butirnya menjadi berharga
Ketika ia dibalik dan berjalan menghitung detik menjadi menit kemudian menjadi jam
Ruang kosongnya seketika terisi dengan massa pasir
Yang mendesak turun, berusaha memangkas waktu yang tersisa

Pengelana datang ke dalam relung jiwa,
Kemudian membalik jam pasirnya di dalam sana.
Menumpahkan pasirnya kedalam ke kosangan.
Pasirnya berjatuhan menutupi dingin, memberi rasa hangat
Mengubur hampa dan menutup jejak pengelana yang pernah ada disana

Mencoba memberi sinyal pada logika
Bahwa jam pasir selaras waktu,
Jam pasir akan habis dan akan ada kekosangan selanjutnya

Membuat ku takut waktu
Menghindari pergantian menit  karena benci akan perubahan
Bisakah waktu tetap berjalan tapi semuanya tetap seperti sedia kala?

Manusia berakal,
Aku tau tak mungkin mengubah hukum semesta
Melawan arus Yang Kuasa, apalagi.

Masih belum ku temukan caranya.
Buntu.
Ku biarkan saja waktunya habis.
Buntu.

Ku biarkan saja..



Minggu, 11 Januari 2015
08.38 WIB, Benhil

Senin, 10 November 2014

Kado Ulang Tahun Buat Ibu


Ibu..
Gurat wajah sayu menunjukkan lelah,
Senyum simpul menyimpan rapi beban dan rasa kawatir yang diembannya selama ini
Jika diberi kabar bahagia, barulah ia luncurkan senyum sumringah
Dan saat itu juga terlihat pula seberapa berat bebannya yang seketika lepas
Bagai balon-balon yang diputus talinya.

Selalu kuingat dari kecil,
Bagaimana aku selau berusaha meniru gerak geriknya,
Memakai baju dan sepatunya,
Memakai gincunya agar terlihat secantik dia.
Dia panutanku,
Berhati lembut pandai bernyanyi.
Tanpa banyak nasihat, ditunjunkkannya cara bagaimana berperilaku yang baik dihadapanku
Dengan suksesnya ia membuatku memiliki nilai-nilai dan budi pekerti baik dalan kehidupan.
Tentu saja gayanya itu akan terus ku tiru hingga nanti..

Namun seringkali kehidupan menguji seberapa kuat aku menjadi seperti dirinya.
Beban yang kuemban belakangan ini barangkali terlalu berat dan membuatku suntuk.
ingin sekali melampiaskannya

Tanpa kusadari,
Seringkali  kata tak santun dan nada suara meninggi meluncur dari mulutku
Jika menelik kembali dan berkaca pada saat itu,
aku tak ayalnya bocah tak berakal, yang mulutnya tak punya rahang hingga kata meluncur begitu saja..
Tak berpeasaan mengoyak hati lembut Ibu.
Tanpa rasa bersalah tak ada niatan mencoba memerban luka dihati Ibu atas perkataanku.
Seketika merasa hebat dan jauh lebih pintar darinya.

Tapi rasa tinggi hati itu runtuh seketika,
Kembali ia meluncurkan kata kata lembut pelara hati.
Memberikan tamparan hebat dan kanyataan bahwa dia lah yang hebat,
Dia lah yang pintar.
Bagaimana tidak, dalam sekejap melupakan kesalahanku, mau membuka wacana yang pertama,
Padahal telah kusakiti hatinya.
Seperti itu lah ibu ku. Ibu yang sangat amat ku sayangi.

Hari ini hari ulang tahunnya.
Kusodorkan hadiah terbaik yang mampu ku  berikan,
Namun yang pasti tak kan pernah ada satu hal pun yang bisa lebih baik dari kasih sayang dan lembut belayan tangannya.
Dan tak satu bendapun yang mampu membayarkan dosaku kepadanya.
Hanya doa syahdu yang ku panjatkan setiap sehabis sujud, serta perilaku baik sebagai manusia ku lakoni,
Dengan harapan bisa menjaganya dan mengantarkanya ke surga.
Itulah hadiah sesungguhnya yang ku berikan kepadanya..

Dengan Penuh Cinta,
Anak-anakmu

10 November 2014
--- Di Kantor

Sabtu, 20 September 2014

I thought I was in heaven



Inspiration : Bara Beach, Tanjung Bira

"When she was just a girl,
She expected the world,
But it flew away from her reach,
So she ran away in her sleep.
And dreamed of para-para-paradise,
Para-para-paradise,
Para-para-paradise,
Every time she closed her eyes."
 
Paradise - Coldplay

The sky was so blue
The sea was showing its beauty, not only from outside but also inside
The sand looked so white and clean, I lay on it all day long.

At a while I thought I was in heaven,
Because I saw something so beautiful, until I wanted to cry
At a moment I forgot about anything on my mind.
I felt the happiness, I felt my mind and heart were reborn,
and ready to be filled with positivity.
All problems just flew away with the wind. All the negativity just destroyed by the scent of the ocean.

I wanted to fly with the wind too.
wanted to let the wind bring me to a new place,
A new view,
A new life,
A new romance.

But I thought I was in heaven,
I thought I was in the place where I can ask anything, I can be anything.
And suddenly I felt my feet on the ground,
And then I realized that I wasn’t in heaven.

But it’s ok,
At least I have felt how it feels standing in heaven.
All I can do now is to do something better so in the end of the day
I can go to heaven, the place where I belong..


Jumat, 19 September 2014
Di kantor.

Kamis, 10 Juli 2014

Freak Out, Let It Go!

“You don’t always have to do everything right, stand up for yourself, and put up a fight..
Walk around with your hands up in the air, like you don’t care..
Cause I’m alright and I’m fine.. Just freak out let it go!..
I’m gonna live my life.. I can’t ever run and hide. I won’t compromise, cause I’ll never know.
I’m gonna close my eyes.. I can’t watch the times go by, I won’t keep it inside, just freak out let it go!”

Freak Out – Avril Lavigne.

Alkisah seorang wanita muda yang sedang mencari tahu apa makna dari kehidupan.
Ia mencoba segala kesempatan yang Ia punya,
Semua jalan yang terbentang di depannya.
Terlalu asyik dengan dunianya.

Tanpa Ia sadari Ia tidak memilih, tapi menjalani semua jalan tanpa mempertimbangkan sebab-akibat.
Ia benar-benar mencoba semua dengan pemikiran “Jikalau gagal bisa memulai lagi dari awal.”
Ia tidak punta pertimbangan yang matang.
Ia terlalu muda untuk memikirkan itu semua.

Sampai pada akhirnyanya ia terjebak pada apa yang telah ia jalankan.
Mencoba mencari jalan keluar tapi sepertinya pikirannya terjebak dalam jalan buntu tak bercelah.
Ia terjebak dalam labirin yang ia tidak tahu dimana jalan keluarnya.
Hampir menyerah.
Hampir membiarkan diri mati, membusuk, terkubur, dan terlupakan selamanya dalam labirin itu.

Hampir.
Sampai akhirnya ia tertidur lemah sambil melihat keatas.
Diatas ada jalan keluar! Ia bisa melihat langit, berarti ada jalan keluar! Terfikir untuk memanjat.
Tapi dinding labirin itu begitu tinggi,
 hingga ia harus memajat dan selalu melihat keatas.
Melihat kearah cahaya dari langit yang memberikannya keberanian dan semangat untuk mencapai puncak dinding labirin.
Harus mengusahakan segala cara untuk memanjati dinding yang dilapisi semak belukar berduri.

Kini ia sedang memulihkan rasa frustasinya dari jebakan labirin. Sedang mengumpulkan semangat dan strategi baru agar berhasil memanjat dinding labirin tersebut dan mencapai puncak.

Ia yakin apa yang ia lihat di atas sana mampu mengangkatnya kembali, kemudian memberikan penyegaran dalam kehidupannya.
Menutup cerita petualangannya yang menyesatkan,
Kembali memulai petualangan baru dengan akhir yang menyenangkan..
Ia sangat yakin Ia bisa.
Waktu dan peluang masih terbentang luas dihadapannya.
Satu yang harus Ia pelajari, Ia harus mematangkan strategi dan jangan cepat menyerah.


Kamis, 10 Juli 2014.

--Di Kantor

Jumat, 02 Mei 2014

Losing A friend makes me feel like homeless.


You don’t have to do this on your own
Like there’s no one that cares about you..
You don’t have to act like you're alone
Like the walls are closing in around you
You don’t have to pretend no one knows
Like there’s no one that understands you
I’m not just some face you used to know
I know all about you..
Birdy – All About You

Sometimes when I am alone and no one stands for me
And no one understands me,
I feel like homeless.
Because, wherever I was, I was always with someone who cares so much with me.
Either that was with family or friends.
Together.
That togetherness made me feel like I am at home.
Why home? Because home is a place where I can be who I really am,
With people who could accept that no matter what.
Wanted to spend all my times with someone who understands me,
cares about me, interests with all my stories, laughs at my jokes.
Knows all about me, even without I tell everything.
Just based on how I act, I speak, I interact with others.

I'm missing that kind of person. A friend of mine.
A friend who can make me feel like I am at home, wherever I am.

Selasa, 22 April 2014

Selasa, 22 April 2014

Seperti Rumah-Rumahan dari Lego


 I’m gonna pick up the pieces and build a lego house,
If we go wrong we can knock it down..
Lego House – Ed Sheeran

Lagu ini punya makna yang cukup dalam, seenggaknya bagi saya.
Mungkin banyak yang mempersepsikan lagu ini dengan imajinasinya masing-masing.
Terlebih dengan alunan gitar dan harmoni yang indah dari lagu ini bisa membuat hayalan berkelana.
Pertama kali mendengar lirik ini dalam benak saya adalah
Menceritakan tentang bagaimana Kita memulai segala sesuatu dengan sangat baik, ketika kita
mengalami kegagalan,
Kita bisa memulai lagi dari awal.

Memulai segala sesuatu seperti membangun rumah-rumahan dari lego.
Kita bisa menyusunnya dan membentuknya semau imajinasi kita.
Seliar-liarnya imajinasi kita bisa berkelana,
Tapi ketika kita mengalami kegagalan, kita bisa menerima dengan lapang dada
Kemudian mulai merancang lagi dari awal.

Masalahnya yang paling susah itu adalah menerima kenyataan dengan lapang dada.
Apalagi kalau kita udah merencanakan dengan sangat baik,
Sudah setengah jalan, kemudian hancur lebur..
Bukan Cuma rumahan-rumahan legonya yang hancur.
Tapi juga hati, perasaan, dan pikiran.

Tapi semua itu kembali ke diri kita
Gimana kita bisa menyikapi kegagalan yang kita alami.
Sedih dan kecewa sudah pasti, asal jangan larut dalam kesedihan terlalu lama..


Selasa, 22 April 2014

Selasa, 10 April 2012

Sebuah Surat Dari Masa Depan



Pagi-pagi dapet e-mail dari ayah tentang Surat Dari Masa Depan. Ayah dapat email ini dari kantornya. Perusahaan tempat ayah kerja memang sering mengkampanyekan upaya menjaga lingkungan. Silahkan dibaca, semoga bisa menggerakan hati kita semua untuk menghemat air dan menjaga lingkungan yang harus dimulai dari diri sendiri.




Sebuah Surat Dari Masa Depan


Kepada Yth

Manusia


Aku hidup di tahun 2050. Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun. Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih. Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi. Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku. 

Aku teringat di saat aku berumur 5 tahun semua sangat berbeda, masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya. Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang di basahi dengan minyak mineral. Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan. Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air. 

Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng. Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja. 

Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan: “JANGAN MEMBUANG-BUANG AIR” tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut. Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas. Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering. Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus. 

Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu. Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya. Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis. 

Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari. Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari. 

Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju; pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air.

Manusia di zaman kami kelihatan menyedihkan: tubuhnya sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis. Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun. 

Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang.

Morfologi manusia mengalami perubahan: manusia sekarang menghasilkan/melahirkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.

Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup: 137 m3 per orang per hari. [31.102 galon] Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen. Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkualitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas. Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun. 

Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata. 

Di sini di tempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam. Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi. Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli. 
Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau. Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu. 

Dia lalu bertanya, "Ayah... Mengapa tidak ada air lagi sekarang?" Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku... Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian alam… dan banyak orang lain juga demikian! 

Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa mengubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan. Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya, Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir. 

Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi… Pada saat itu masih ada kesempatan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini! 

Tolong kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang. Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi kenyataan dan terjadi di sekitar kita. Lakukanlah untuk anak dan keturunanmu kelak.

“AIR DAN BUMI UNTUK MASA DEPAN”

“TANAMLAH SEBANYAK-BANYAKNYA POHON DAN HEMATLAH AIR”

“UNTUK ANAK DAN CUCUMU KELAK DI MASA DEPAN”

Sekarang...

Ini adalah pilihanmu...

Untuk menjaga planet kita yang indah ini,

atau

menjadi egois dan tidak menghiraukan kebutuhan generasi mendatang.